Video Of Day

Breaking News

Eks Gafatar: Kami Tak Punya Apa-apa Lagi

Eks Gafatar saat di Makodim 0421, kemarin. (ujg)
Lnews, KALIANDA - Ada sekelumit cerita dari sekelompok warga yang "diduga" eks Anggota Gafatar yang ditampung sementara di Markas Kodim 0421 kemarin, Rabu (17/02/16).

Saat Lnews.co menyambangi mereka, tampak sebagian dari mereka sedang duduk-duduk santai sambil bercengkerama. Sebagian lagi sedang dipanggil oleh aparat untuk dimintai keterangan. Ada sekitar 7 Kepala Keuarga (KK), berjumlah 22 jiwa, terdiri dari 13 laki-laki dan 9 orang perempuan.

Asikin (70) yang tampak paling tua diantara rombongan tersebut, bercerita panjang lebar kepada Lnews.co tentang kegiatan sejak dari dimulainya berangkat dari kampung halamannya sampai mereka diperintahkan kembali ke Lampung dari tempat tinggalnya yang baru di sebuah Kabupaten di Pulau Kalimantan.

"Tiga bulan lalu saya berangkat dari Desa Padan, Penengahan bersama kawan-kawan sekitar 20 orang. Berbekal uang 30 juta hasil menjual harta benda yang ada di Desa Bakti Rasa, Palas tempat tinggal asli saya."

"Uang 30 juta saya serahkan kepada seseorang pimpinan rombongan yang berasal dari Lampung Tengah. Tiba di Kalimantan kami ditempatkan di sebuah lahan pertanian seluas 40 hektar di kecamatan Petang, wilayah Kabupaten Kalimantan Barat", ujar Asikin.

Sesampainya di Kalimantan barat, Asikin dan seluruh rombongan lain dari seluruh Lampung ditampung di 30 rumah bedeng dan tak lama setelah tiba disana, mereka langsung bertani.

"Kami biasa bertani di palas, ya disana juga bertani. Lahan luas membuat kami semangat. Sayang, setelah hampir panen padi yang sudah berumur 3 bulan, diperintahkan untuk kembali kesini dengan alasan kami menganut ajaran sesat."

"Kami tidak tahu apa sebabnya. Tidak benar anggapan orang bahwa kami diberi pemahaman agama dan berniat memberontak mas, kami solat seperti biasa sama dengan disini."

"Jujur mas, kalau boleh memilih ya kami maunya tetap tinggal disana Kalimantan, daripada disini Lampung. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Kami juga takut warga disini menolak kepulangan kami." ungkap Asikin, yang rambutnya terlihat sudah memutih. (ujg/str)

No comments