Video Of Day

Breaking News

22 eks Gafatar Lamsel Pulang Kampung

Eks anggota Gafatar saat ditampung di Makodim 0421 Lamsel. (ddn)

Lnews, KALIANSA – Sebanyak 22 orang eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kabupaten Lampung Selatan tiba sekitar pukul 10.30 WIB, Rabu (17/2).

Dengan diangkut menggunakan truk bertuliskan Dinas Sosial Provinsi Lampung, 22 orang eks Gafatar itu langsung ditempatkan dan dikumpulkan di Makodim 0421 Lampung Selatan.

Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah sesungguhnya eks pengikut Gafatar asal daerah setempat sebanyak 24 orang, namun dua orang diantaranya masih tinggal di Kabupaten Boyolali karena masalah kesehatan.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tak lama setelah tiba di Makodim Lampung Selatan, anggota kesehatan dari TNI Kodim setempat, langsung melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap eks Gafatar.

Hasilnya, dari 22 orang yang tiba, 14 orang terdata mengalami sakit ringan mulai dari batuk, pilek, pusing, lemas dan darah tinggi.

Menurut Keterangan Kepala Dinas Sosial Lampung Selatan Wahidi Setiadi, keseluruhan eks pengikuti Gafatar itu berasal dari tiga Kecamatan, meluiputi Penenghan, Palas dan Sragi.

“Untuk sementara, mereka ini ditempatkan disini (Kodim 0421) dulu, untuk mendapatkan pembinaan dan wawasan kebangsaan sebelum dikembalikan kekeluarganya masing-masing, baik dari TNI, MUI, FKUB dan Kesbangpol,” ujarnya.

Berdasarkan data diterima wartawan, 22 orang yang dipulangkan terdiri dari 7 Kepala Keluarga (KK) dengan rincian 13 laki-laki dan 9 perempuan.

Sementara itu, menurut keterangan AS (70) eks Gafatar Lampung Selatan mengaku kebingungan sesaat setelah tiba di Lampung selatan.

Kebingungan itu disebabkan karena dirinya sudah tidak memiliki apa-apa lagi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, lantaran seluruh hartanya sudah dijual untuk modal keberangkatan dan kehidupan selama di Mempawah Timur, Kalimantan Barat.

“Sebenarnya sedikit lebih senang di sana (Kal-Bar), karena kami punya aktivitas rutin. Selama tiga bulan disana, kami semua bercocok tanam. Sedangkan disini kami sudah tidak punya apa-apa lagi termasuk tempat tinggal. Kami harapkan ada solusi terbaik dari pemerintah. Untungnya saja, untuk pulang ini kami dibiayai oleh pemerintah,” ujarnya. (ddn/str)

No comments