Baru Rampung, Trotoar sudah Mengelupas
Lnews, KALIANDA - Pembangunan trotoar di sepanjang Jalan Protokol Kalianda tepatnya di Jl. Kolonel Makmun Rasyid Kalianda dinilai asal jadi.
Pasalnya, belum lama pembangunan rampung dikerjakan, trotoar yang dibangun menggunakan APBD Lampung Selatan itu mulai mengelupas. Seperti yang terlihat di dekat perempatan Hotel Kalianda. Kramik yang bertujuan memperindah trotoar mengelupas.
Ketua Sentra Aspirasi Rakyat (Setara) Ahmad Jaylani mengungkapkan, kerusakan trotoar yang baru saja dibangun itu menunjukan buruknya kualitas pengerjaan dan pengawasan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lampung Selatan.
Setara menilai pembangunan trotoar memang terkesan asal jadi sejak trotoar itu mulai dibangun. "Dari awal juga bermasalah. Trotoar ini main timpah tidak menggunakan besi untuk menahan beban," ungkap Jaylani di Kalianda kepada Lnews.co, Rabu (23/9) siang.
Jaylani menduga pengerjaan trotoar tanpa mengedepankan kualitas itu lantaran adanya pemberlakukan setoran yang membebankan para pengusaha atau kontraktor.
"Jadi ya asal jadi. Kontraktor tidak lagi memikirkan kualitas pembangunan. Yang penting jadi dan beres. Ini bukti pemerintahan yang dipimpin Rycko Menoza nggak beres," kata dia.
Jaylani berharap kedepan pemerintah daerah benar-benar melakukan pengawasan pembangunan dengan sebaik-baiknya. "Publik juga akan ikut mengawasi," ungkapnya.
Selain trotoar sudah mengelupas, pembangunan trotoar juga dikeluhkan pengusaha ekonomi mikro didekat jembatan Wayurang Kalianda.
Pasalnya, pembangunan trotoar menutupi lahan parkir tempat dia berusaha. Padahal, waktu pengerjaan pihak rekanan sudah diminta untuk tidak membangun trotoar didepan tempat usahanya.
"Saya sudah ngomong sama pemilik ruko untuk tidak dibangun trotoar termasuk kepada rekanan. Tapi tetap saja dibangun," kata Ego, pengusaha audio mobil.
Menurut dia, pihak rekanan memaksa membangun trotoar didepan usahanya meski sudah dilarang lantaran untuk memenuhi ketentuan panjang trotoar. "Jadi ya, meski dilarang tetap saja dihajar. Nggak ada musyawarah sama sekali," keluhnya.
Karena ditrotoar, ia berencana pindah lokasi. Padahal, dari segi marketing usaha, tempatnya berusaha saat ini cukup refresentatif. "Ya mau bagaimana lagi mas. Saya berencana pindah," pungkasnya. (ine/str)
No comments